UNS – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) bekerja sama dengan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KAUNSOED) Wilayah Solo Raya, dan Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan Indonesia (PERSEPSI) Komda Solo Raya telah sukses menyelenggarakan Konferensi Literasi Hijau Indonesia (KLHI) ke-1 tahun 2024. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Puri Nalendra Hotel Dwangsa Lor-In Surakarta pada tanggal 16-19 Juli 2024 kemarin. Tema yang diangkat dalam Konferensi Literasi Hijau Indonesia (KLHI) ke-1 tahun 2024 ini adalah “Transformasi Literasi Hijau Berbasis Inklusi Sosial: Mewujudkan Masyarakat Sejahtera secara Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan”
Tujuan diselenggarakannya KLHI ke-1 tahun 2024 ini diharapkan dapat menjadi sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran dan rumusan mengenai implementasi, pemanfaatan dan transformasi literasi hijau berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kegiatan-kegiatan KLHI ke-1 tahun 2024 ini meliputi seminar nasional, Focus Group Discussion (FGD), lomba menulis esai nasional dan field trip city tour. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FP UNS yang diwakili oleh Wakil Dekan Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FP UNS, Prof. Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P., IPU., ASEAN Eng.
Hadir sebagai narasumber dalam KLHI ke-1 tahun 2024 yaitu Drs. Nurcahyono, S.S., M.Si. (Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpusnas RI), mempresentasikan makalah dengan topik “Sinergi dan Kolaborasi Kebijakan Percepatan Transformasi Perpustakaan dan Literasi Hijau Berbasis Inklusi Sosial”
Kemudian Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. (Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Ketua Umum PERSEPSI (Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan Indonesia)), yang memaparkan materi tentang “Literasi Hijau pada Sektor Agrokompleks Berbasis Inklusi Sosial: Solusi Pemberdayaan Masyarakat, Pemenuhan Pangan, Kesejahteraan Masyarakat, dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam”
Lalu narasumber ketiga, Prof. Ir. Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D. (Guru Besar Fakultas Peternakan UNS dan Ketua PERSEPSI Komda Solo Raya Jawa Tengah),memberikan materi mengenai “Penerapan Konsep Nirkertas (Paperless) sebagai Upaya Mendukung Program Literasi Hijau: Potensi dan Tantangannya di Indonesia”
Narasumber keempat, Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. (Dosen FKIP UNS; Kepala UPT Perpustakaan UNS 2015-2019; Ketua Umum Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI); PegiatLembaga Literasi Arfudz Ratulisa), mempresentasikan makalah dengan judul “Membangun Literasi Hijau melalui Merdeka Belajar menuju Indonesia Emas 2045”
Dr. Wiji Suwarno, S.PdI., S.IPI., M.Hum. (Kepala UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga; Ketua FPPTI Provinsi Jawa Tengah 2017-2023), memberikan ulasan mengenai “Eksistensi Literasi Hijau di Tengah Perubahan Sosial, Budaya, Ekonomi, Sains dan Teknologi”
Adapun peserta dari kegiatan KLHI ke-1 tahun 2024 ini diikuti sebanyak 43 peserta dan undangan yang terdiri dari berbagai baik baik pejabat tingkat pusat maupun daerah, dinas perpustakaan dan kearsipan, dosen, mahasiswa, peneliti/pemerhati literasi hijau, pustakawan dan pengelola perpustakaan.
Achmad Nur Chamdi, S.Pt., M.Si. selaku Ketua Panitia menyatakan bahwa KLHI ke-1 tahun 2024 ini menghasilkan beberapa rekomendasi dan keputusan penting. Yang pertama, sebagai tindak lanjut dari konferensi ini telah dibentuk Asosiasi Penggerak Literasi Hijau Indonesia (APeL Hijau Indonesia) dengan pengurus DPP yang ditunjuk yaitu Ketua Umum Drs. Nurcahyono, S.S., M.Si. (Kepala Pusdiklat Perpusnas RI), Wakil Ketua Umum, Achmad Nur Chamdi, S.Pt., M.Si. (UNS), dan Sekretaris Jenderal, Dr. Wiji Suwarno, S.PdI., S.IPI., M.Hum. (Universitas Islam Negeri Salatiga). “Pengurus akan dilengkapi struktur organisasinya secara bertahap dari DPP sampai di tingkat DPW Provinsi dan DPD Kabupaten/Kota dalam waktu dekat,” terang Achmad Nur Chamdi.
Kedua, menghasilkan pengertian atau definisi literasi hijau (green literacy). Literasi hijau adalah kemampuan untuk mengetahui, memahami, menganalisis, menerapkan pengetahuan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku guna meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, perlindungan, serta pengelolaan lingkungan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Ketiga, menghasilkan pengertian atau definisi perpustakaan hijau (green library). Perpustakaan hijau adalah perpustakaan yang mempertimbangkan keberlanjutan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial, yang meliputi beberapa komponen: bangunan dan peralatan, praktik baik, layanan operasional, program, manajemen, sistem informasi, serta koleksi bahan pustaka.
Lalu keempat yaitu ruang lingkup literasi hijau yaitu membahas perkembangan isu terkait dengan literasi hijau secara berkelanjutan, baik skala lokal, nasional, maupun global; membahas praktik baik yang sudah dicapai oleh masyarakat dalam isu literasi hijau; dan mempromosikan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan-kegiatan literasi. Sedangkan ruang lingkup perpustakaan hijau meliputi: membahas indikator perpustakaan hijau; membahas capaian indikator perpustakaan hijau; membahas perkembangan isu terkait dengan perpustakaan hijau berbasis inklusi sosial, baik skala lokal, nasional, maupun global; membahas praktik baik yang sudah dicapai oleh perpustakaan dalam isu literasi hijau; dan mempromosikan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan-kegiatan perpustakaan.
HUMAS UNS
Redaktur: Dwi Hastuti